PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM
PENDIDIKAN INDONESIA
AKSI NYATA
REFLEKSI TOPIK 3
Oleh:
NOVIRA EKA WULANDARI
NIM. 250211105772
Mulai dari Diri
Pada alur pembelajaran mulai dari diri,
yang saya pikirkan adalah perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam
pembelajaran merupakan suatu pandangan tentang pentingnya memahami dan
mempertimbangkan aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam merancang
pembelajaran. Hal ini dapat meliputi penentuan strategi, pendekatan, model,
metode, dan teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian,
saya dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan bermakna bagi
peserta didik.
Eksplorasi Konsep
Dalam eksplorasi konsep, saya belajar
mengenai aktivitas sosial dan interaksi orang dewasa-anak. Dalam hal ini,
aktivitas tersebut membentuk dasar sosialisasi kognitif. Hukum dasar sejarah
perkembangan manusia mengatakan bahwa manusia diciptakan oleh masyarakat tempat
mereka tinggal dan menjadi faktor penentu dalam pembentukan kepribadian mereka.
Setiap fungsi dalam perkembangan budaya anak terjadi pada dua bidang, yakni
sosial dan psikologisnya. Dalam hal ini, pengalaman peserta didik dapat membangun kebiasaan
dan identitas mereka.
Ruang Kolaborasi
Dalam ruang kolaborasi, saya belajar
mengenai pandangan teman-teman tentang perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan
politik dalam pembelajaran. Dalam hal ini, saya dapat mengetahui persamaan dan
perbedaan mengenai pandangan-pandangan mereka. Persamaannya adalah guru
menyadari bahwa setiap peseta didik itu memiliki latar belakang yang berbeda-beda,
baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berpengaruh dalam proses
pendidikan mereka. Dengan demikian, guru perlu mengenali dan memahami hal
tersebut dengan baik agar dapat merancang pembelajaran dan asesmen yang
efektif. Hal ini sangat penting agar segala potensi dalam diri mereka dapat
berkembang. Selain itu, pemahaman terhadap aspek sosial, budaya, ekonomi, dan
politik dalam pendidikan merupakan kunci dalam mengembangkan program pendidikan
yang lebih inklusif, bertanggung jawab, dan adaptif terhadap kebutuhan
masyarakat terutama bagi peserta didik. Sementara itu, tidak ada perbedaan yang
mencolok dari berbagai pandangan masing-masing anggota kelompok mengenai
perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Akan tetapi, terdapat pandangan
anggota kelompok mengenai kebudayaan. Beberapa pendapat lebih menyoroti kebudayaan sebagai cara melihat kebudayaan sekitar untuk dijadikan sumber
belajar sehingga pembelajaran menjadi relevan dan tercipta lingkungan belajar
yang inklusif bagi peserta didik. Sementara itu, terdapat pendapat yang lebih menyoroti mengenai nilai-nilai luhur, norma, kepercayaan yang
terdapat di daerah tertentu sebagai ciri khas daerah tersebut sehingga membentuk
tingkah laku yang dinamakan kebudayaan.
Dalam alur pembelajaran ini, saya juga
mengetahui pandangan teman-teman mengenai kesiapan mengajar dengan
memperhatikan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam
pembelajaran pada peserta didik. Persamaannya adalah pentingnya memperhatikan
faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran. Perspektif ini dianggap krusial untuk menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif dan responsif. Pandangan di setiap poin
menyadari bahwa setiap peserta didik adalah individu yang unik dengan latar
belakang yang beragam. Hal ini menjadi dasar untuk menciptakan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing peserta didik. Dalam
hal ini, guru perlu menguasai kompetensi sosial agar dapat berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat. Kompetensi sosial
dianggap sebagai bekal untuk mengajar dengan memperhatikan konteks sosial,
budaya, ekonomi, dan politik peserta didik. Sementara itu, perbedaanya adalah
beberapa poin lebih menyoroti pentingnya penguasaan kompetensi sosial oleh guru
sebagai landasan untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif, sementara yang
lain mungkin memberikan penekanan pada respons terhadap keberagaman peserta
didik.
Demonstrasi Kontekstual
Dalam demonstrasi kontekstual, hal
penting yang saya pelajari yakni mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi,
dan politik dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk merancang
pembelajaran dengan baik nantinya bagi saya. Dalam hal ini, perancangan
pembelajaran harus melihat keberagaman latar belakang peserta didik dari
berbagai perspektif tersebut. Dengan demikian, pembelajaran akan berpihak pada
peserta didik sehingga menjadi bermakna bagi mereka. Cara saya menyikapi
tantangan yang ada terkait topik bahasan tersebut adalah dengan memahami segala
keberagaman latar belakang peserta didik. Dengan demikian, akan tercipta
lingkungan belajar yang inklusif sehingga adanya sikap saling menghargai dan
menghormati terhadap perbedaan tersebut. Selain itu, pembelajaran akan selalu
berpusat pada peserta didik agar selalu dapat mendorong keaktivan mereka. Tidak
hanya itu, pembelajaran juga harus selalu melihat kebutuhan, kesiapan, dan
perkembangan peserta didik.
Hal baik yang saya dapatkan mengenai
topik bahasan tersebut adalah mengenai tanggung jawab guru yang begitu besar
dalam pendidikan anak serta kemajuan pendidikan Indonesia. Dalam hal ini, guru
harus selalu bisa mengenali dan memahami keberagaman latar belakang peserta
didik dengan baik. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik memiliki keunikan
masing-masing yang tercermin dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik
mereka. Dengan demikian, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang dapat
mengakomodasi segala keunikan tersebut sehingga dapat mengembangkan segala
potensi peserta didik. Sementara itu, cara saya menerapkan ilmu yang saya
dapatkan terkait topik bahasan dalam profesi saya sebagai guru, antara lain
sebagai berikut.
1) Melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui keberagaman latar belakang peserta didik, baik dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik di tempat saya mengajar nantinya.
2) Merancang strategi pembelajaran disesuaikan dengan kesiapan dan kebutuhan peserta didik.
3) Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran
yang sudah dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan mereka, baik dari
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4) Bersikap terbuka terhadap perubahan rancangan
pembelajaran untuk pengembangan kemampuan peserta didik.
Dalam elaborasi pemahaman, saya sudah memahami mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting bagi guru untuk merancang pembelajaran agar berorientasi pada peserta didik sehingga bisa memerdekakan mereka dalam proses pendidikan. Hal baru yang saya pahami tentang topik ini adalah pengklasifikasian fenomena budaya menjadi lima jenis oleh Ratner (2000). Pertama adalah kegiatan budaya seperti membesarkan dan mendidik anak, membuat dan menegakkan kebijakan dan hukum, memberikan perawatan medis. Melalui aktivitas inilah manusia bertahan dan mengembangkan dirinya. Kedua adalah nilai budaya, skema, makna, dan konsep. Hal ini meliputi pemaknaan hal-hal yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda. Ketiga adalah artefak fisik seperti perkakas, buku, kertas, gerabah, peralatan makan, jam, pakaian, gedung, perabotan, mainan, permainan, senjata dan teknologi yang dibangun secara kolektif. Keempat adalah fenomena psikologis seperti emosi, persepsi, motivasi, penalaran logis, kecerdasan, memori, penyakit mental, imajinasi, bahasa, dan kepribadian secara kolektif dibangun dan didistribusikan. Kelima adalah agensi yang aktif membangun dan merekonstruksi fenomena budaya. Lima jenis fenomena ini saling berkaitan untuk mewujudkan karakter khas dari yang lain di dalam dirinya sendiri. Sementara itu, dalam topik ini, saya ingin mempelajari lebih lanjut terkait perancangan strategi yang dapat dilakukan guru agar perancangan pembelajaran selalu sesuai dengan latar belakang peserta didik.
Koneksi Antarmateri
Mata kuliah Perspektif Sosiokultural
dalam Pendidikan Indonesia memiliki keterkaitan dengan beberapa mata kuliah
lainnya, seperti Filosofi Pendidikan Indonesia yaitu perjalanan pendidikan
Indonesia banyak mengalami transformasi sejak sebelum kemerdekaan hingga saat
ini. Hal ini bertujuan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Menurut Ki
Hadjar Dewantara, pendidikan harus memperhatikan konteks sosial dan budaya masyarakat
tempat pendidikan dilaksanakan yang berpedoman pada kodrat alam dan kodrat
zaman. Hal ini akan mempersiapkan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat
multikultural dan diharapkan dapat menghadapi segala tantangan yang ada. Selain
itu, mata kuliah ini juga berkaitan dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan
Asesmen I di SD dan Menengah. Kaitannya adalah perencanaan pembelajaran hingga
pembuatan asesmen harus disesuaikan dengan keberagaman latar belakang peserta
didik. Keberagaman ini mulai dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik
peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung akan bermakna
bagi peserta didik. Tidak hanya itu, kaitannya dengan Pemahaman Peserta Didik
dan Pembelajaran adalah peserta didik memiliki latar belakang sosial, budaya,
ekonomi, dan politik yang berbeda-beda. Dengan demikian, guru harus bisa
mengenali dan memahami keberagaman hal tersebut untuk perancangan pembelajaran
sehingga selalu berorientasi pada peserta didik. Pada mata kuliah Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) juga berkaitan. Dalam kegiatan orientasi dan
observasi lingkungan sekolah, guru dapat memahami aspek sosial, budaya,
ekonomi, dan politik di lingkungan tempat mengajar. Dengan demikian,
pembelajaran harus memperhatikan hal-hal tersebut agar kontekstual,
berkontribusi pada pembentukan identitas sosial peserta didik.
Aksi Nyata
Manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan saya sebagai guru adalah
lebih semangat untuk menjadi guru profesional. Selain itu, saya dapat memiliki
pandangan dan ilmu dalam menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai perbedaan
sosial, budaya,ekonomi dan politik di dalam kelas nantinya. Hal ini sangat
penting untuk bekal saya. Saya menilai kesiapan diri saya saat ini 8/10. Hal
ini dikarenakan saya masih harus belajar, khususnya di bangku perkuliahan
Pendidikan Profesi Guru semester 1 dan masih berada di topik 3. Oleh karena
itu, saya masih kurang ilmu dalam hal tersebut. Saya juga harus banyak diskusi
dengan guru-guru lain yang sudah berpengalaman agar saya bisa mendapatkan
banyak ilmu dan pandangan nantinya. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut
untuk bisa menerapkannya dengan optimal adalah dengan menguasai materi yang
akan diajarkan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Selain itu,
saya juga akan selalu belajar menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk
bisa mengakomodasi segala perbedaan peserta didik. Hal ini sangat penting untuk
dapat mengembangkan berbagai potensi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar