Selasa, 16 Januari 2024

 

PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

AKSI NYATA

REFLEKSI TOPIK 3

 

Oleh:

NOVIRA EKA WULANDARI

NIM. 250211105772


 

Mulai dari Diri

Pada alur pembelajaran mulai dari diri, yang saya pikirkan adalah perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran merupakan suatu pandangan tentang pentingnya memahami dan mempertimbangkan aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam merancang pembelajaran. Hal ini dapat meliputi penentuan strategi, pendekatan, model, metode, dan teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian, saya dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan bermakna bagi peserta didik.

 

Eksplorasi Konsep

Dalam eksplorasi konsep, saya belajar mengenai aktivitas sosial dan interaksi orang dewasa-anak. Dalam hal ini, aktivitas tersebut membentuk dasar sosialisasi kognitif. Hukum dasar sejarah perkembangan manusia mengatakan bahwa manusia diciptakan oleh masyarakat tempat mereka tinggal dan menjadi faktor penentu dalam pembentukan kepribadian mereka. Setiap fungsi dalam perkembangan budaya anak terjadi pada dua bidang, yakni sosial dan psikologisnya. Dalam hal ini, pengalaman peserta didik dapat membangun kebiasaan dan identitas mereka.

 

Ruang Kolaborasi

Dalam ruang kolaborasi, saya belajar mengenai pandangan teman-teman tentang perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Dalam hal ini, saya dapat mengetahui persamaan dan perbedaan mengenai pandangan-pandangan mereka. Persamaannya adalah guru menyadari bahwa setiap peseta didik itu memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berpengaruh dalam proses pendidikan mereka. Dengan demikian, guru perlu mengenali dan memahami hal tersebut dengan baik agar dapat merancang pembelajaran dan asesmen yang efektif. Hal ini sangat penting agar segala potensi dalam diri mereka dapat berkembang. Selain itu, pemahaman terhadap aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan merupakan kunci dalam mengembangkan program pendidikan yang lebih inklusif, bertanggung jawab, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat terutama bagi peserta didik. Sementara itu, tidak ada perbedaan yang mencolok dari berbagai pandangan masing-masing anggota kelompok mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Akan tetapi, terdapat pandangan anggota kelompok mengenai kebudayaan. Beberapa pendapat lebih menyoroti kebudayaan sebagai cara melihat kebudayaan sekitar untuk dijadikan sumber belajar sehingga pembelajaran menjadi relevan dan tercipta lingkungan belajar yang inklusif bagi peserta didik. Sementara itu, terdapat pendapat yang lebih menyoroti mengenai nilai-nilai luhur, norma, kepercayaan yang terdapat di daerah tertentu sebagai ciri khas daerah tersebut sehingga membentuk tingkah laku yang dinamakan kebudayaan.

Dalam alur pembelajaran ini, saya juga mengetahui pandangan teman-teman mengenai kesiapan mengajar dengan memperhatikan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran pada peserta didik. Persamaannya adalah pentingnya memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Perspektif ini dianggap krusial untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif. Pandangan di setiap poin menyadari bahwa setiap peserta didik adalah individu yang unik dengan latar belakang yang beragam. Hal ini menjadi dasar untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing peserta didik. Dalam hal ini, guru perlu menguasai kompetensi sosial agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat. Kompetensi sosial dianggap sebagai bekal untuk mengajar dengan memperhatikan konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik. Sementara itu, perbedaanya adalah beberapa poin lebih menyoroti pentingnya penguasaan kompetensi sosial oleh guru sebagai landasan untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif, sementara yang lain mungkin memberikan penekanan pada respons terhadap keberagaman peserta didik.

 

Demonstrasi Kontekstual

Dalam demonstrasi kontekstual, hal penting yang saya pelajari yakni mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk merancang pembelajaran dengan baik nantinya bagi saya. Dalam hal ini, perancangan pembelajaran harus melihat keberagaman latar belakang peserta didik dari berbagai perspektif tersebut. Dengan demikian, pembelajaran akan berpihak pada peserta didik sehingga menjadi bermakna bagi mereka. Cara saya menyikapi tantangan yang ada terkait topik bahasan tersebut adalah dengan memahami segala keberagaman latar belakang peserta didik. Dengan demikian, akan tercipta lingkungan belajar yang inklusif sehingga adanya sikap saling menghargai dan menghormati terhadap perbedaan tersebut. Selain itu, pembelajaran akan selalu berpusat pada peserta didik agar selalu dapat mendorong keaktivan mereka. Tidak hanya itu, pembelajaran juga harus selalu melihat kebutuhan, kesiapan, dan perkembangan peserta didik.

Hal baik yang saya dapatkan mengenai topik bahasan tersebut adalah mengenai tanggung jawab guru yang begitu besar dalam pendidikan anak serta kemajuan pendidikan Indonesia. Dalam hal ini, guru harus selalu bisa mengenali dan memahami keberagaman latar belakang peserta didik dengan baik. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik memiliki keunikan masing-masing yang tercermin dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik mereka. Dengan demikian, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang dapat mengakomodasi segala keunikan tersebut sehingga dapat mengembangkan segala potensi peserta didik. Sementara itu, cara saya menerapkan ilmu yang saya dapatkan terkait topik bahasan dalam profesi saya sebagai guru, antara lain sebagai berikut.

1) Melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui keberagaman latar belakang peserta didik, baik dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik di tempat saya mengajar nantinya.

2) Merancang strategi pembelajaran disesuaikan dengan kesiapan dan kebutuhan peserta didik.

3) Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan mereka, baik dari kognitif, afektif, dan psikomotorik.

4) Bersikap terbuka terhadap perubahan rancangan pembelajaran untuk pengembangan kemampuan peserta didik.

 

 Elaborasi Pemahaman

Dalam elaborasi pemahaman, saya sudah memahami mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting bagi guru untuk merancang pembelajaran agar berorientasi pada peserta didik sehingga bisa memerdekakan mereka dalam proses pendidikan. Hal baru yang saya pahami tentang topik ini adalah pengklasifikasian fenomena budaya menjadi lima jenis oleh Ratner (2000). Pertama adalah kegiatan budaya seperti membesarkan dan mendidik anak, membuat dan menegakkan kebijakan dan hukum, memberikan perawatan medis. Melalui aktivitas inilah manusia bertahan dan mengembangkan dirinya. Kedua adalah nilai budaya, skema, makna, dan konsep. Hal ini meliputi pemaknaan hal-hal yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda. Ketiga adalah artefak fisik seperti perkakas, buku, kertas, gerabah, peralatan makan, jam, pakaian, gedung, perabotan, mainan, permainan, senjata dan teknologi yang dibangun secara kolektif. Keempat adalah fenomena psikologis seperti emosi, persepsi, motivasi, penalaran logis, kecerdasan, memori, penyakit mental, imajinasi, bahasa, dan kepribadian secara kolektif dibangun dan didistribusikan. Kelima adalah agensi yang aktif membangun dan merekonstruksi fenomena budaya. Lima jenis fenomena ini saling berkaitan untuk mewujudkan karakter khas dari yang lain di dalam dirinya sendiri. Sementara itu, dalam topik ini, saya ingin mempelajari lebih lanjut terkait perancangan strategi yang dapat dilakukan guru agar perancangan pembelajaran selalu sesuai dengan latar belakang peserta didik. 

 

Koneksi Antarmateri

Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia memiliki keterkaitan dengan beberapa mata kuliah lainnya, seperti Filosofi Pendidikan Indonesia yaitu perjalanan pendidikan Indonesia banyak mengalami transformasi sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Hal ini bertujuan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus memperhatikan konteks sosial dan budaya masyarakat tempat pendidikan dilaksanakan yang berpedoman pada kodrat alam dan kodrat zaman. Hal ini akan mempersiapkan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat multikultural dan diharapkan dapat menghadapi segala tantangan yang ada. Selain itu, mata kuliah ini juga berkaitan dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di SD dan Menengah. Kaitannya adalah perencanaan pembelajaran hingga pembuatan asesmen harus disesuaikan dengan keberagaman latar belakang peserta didik. Keberagaman ini mulai dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung akan bermakna bagi peserta didik. Tidak hanya itu, kaitannya dengan Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran adalah peserta didik memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda-beda. Dengan demikian, guru harus bisa mengenali dan memahami keberagaman hal tersebut untuk perancangan pembelajaran sehingga selalu berorientasi pada peserta didik. Pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) juga berkaitan. Dalam kegiatan orientasi dan observasi lingkungan sekolah, guru dapat memahami aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik di lingkungan tempat mengajar. Dengan demikian, pembelajaran harus memperhatikan hal-hal tersebut agar kontekstual, berkontribusi pada pembentukan identitas sosial peserta didik.

 

Aksi Nyata

Manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan saya sebagai guru adalah lebih semangat untuk menjadi guru profesional. Selain itu, saya dapat memiliki pandangan dan ilmu dalam menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai perbedaan sosial, budaya,ekonomi dan politik di dalam kelas nantinya. Hal ini sangat penting untuk bekal saya. Saya menilai kesiapan diri saya saat ini 8/10. Hal ini dikarenakan saya masih harus belajar, khususnya di bangku perkuliahan Pendidikan Profesi Guru semester 1 dan masih berada di topik 3. Oleh karena itu, saya masih kurang ilmu dalam hal tersebut. Saya juga harus banyak diskusi dengan guru-guru lain yang sudah berpengalaman agar saya bisa mendapatkan banyak ilmu dan pandangan nantinya. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal adalah dengan menguasai materi yang akan diajarkan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Selain itu, saya juga akan selalu belajar menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa mengakomodasi segala perbedaan peserta didik. Hal ini sangat penting untuk dapat mengembangkan berbagai potensi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOPIK 6 : Isu-Isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik

    PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA AKSI NYATA TOPIK 6   Oleh: Novira Eka Wulandari, S.Pd. NIM. 250211105772     Mulai d...