PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA
AKSI NYATA TOPIK 6
Oleh:
Novira Eka Wulandari, S.Pd.
NIM. 250211105772
Mulai dari Diri
Pada alur pembelajaran mulai dari diri yang saya pikirkan adalah isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran adalah masalah yang sedang menjadi pembicaraan atau perdebatan hangat di masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Hal ini berdasarkan berbagai pandangan sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaannya. Salah satu isu tersebut adalah keterbatasan akses pendidikan berkualitas di daerah tertinggal dan masih banyak terjadinya diskriminasi sosial yang dialami oleh kelompok minoritas. Isu-isu ini dapat berdampak negatif terhadap proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, seperti terbentuknya karakter yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tingginya angka putus sekolah. Isu-isu ini membutuhkan penanganan serius sehingga pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih berkualitas dan berpihak pada peserta didik.
Eksplorasi Konsep
Dalam eksplorasi konsep, saya belajar mengenai relativisme budaya. Konsep ini menekankan pentingnya memahami budaya dari sudut pandang orang-orang yang hidup di dalamnya, dan menghindari penilaian berdasarkan standar budaya kita sendiri. Dalam hal ini menegaskan bahwa "semua budaya memiliki nilai yang sama dan nilai serta perilaku suatu budaya hanya dapat dinilai dengan menggunakan budaya itu sebagai kerangka acuan". Pernyataan ini mengandung arti bahwa setiap budaya memiliki nilai yang sama, tidak ada yang lebih superior atau inferior. Setiap budaya memiliki sistem nilai dan moralnya sendiri yang dibentuk oleh sejarah, tradisi, dan lingkungannya. Hal ini menekankan bahwa nilai dan perilaku suatu budaya harus diinterpretasikan dan dinilai dalam konteks budayanya sendiri. Kita tidak boleh menggunakan standar budaya kita untuk menilai budaya lain. Memahami pernyataan ini penting untuk membangun toleransi dan saling menghormati antarbudaya agar menghindari etnosentrisme dan misinterpretasi budaya lain.
Budaya seringkali menjadi kekuatan penuntun dalam membuat keputusan. Budaya membentuk cara kita berpikir, berperilaku, dan melihat dunia. Kolektivisme dan individualisme adalah dua kerangka budaya yang berbeda dalam memandang hubungan individu dengan kelompoknya. Sebuah masyarakat yang menghargai kolektivisme akan menempatkan nilai yang lebih tinggi pada keharmonian dan hubungan interpersonal yang baik, sedangkan masyarakat individualistik cenderung mendorong perilaku yang membawa manfaat bagi orang-orang tertentu saja. Dengan memahami pengaruh budaya dapat membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan toleransi dan saling menghormati, serta menghindari etnosentrisme.
Ruang Kolaborasi
Dalam ruang kolaborasi saya belajar mengenai pandangan masing-masing anggota kelompok mengenai isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran. Selain itu, kami juga berbagi pandangan mengenai kesiapan mengajar dengan memperhatikan memperhatikan isu-isu tersebut dalam berbagai perspektif. Dalam hal ini, kami juga mengetahui persamaan dan perbedaan dari pandangan-pandangan tersebut sehingga kami memiliki banyak ilmu dan wawasan mengenai hal tersebut.
Demonstrasi Kontekstual
Hal penting yang saya pelajari dari demonstrasi kontekstual adalah dengan memperhatikan isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik pada peserta didik akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, kondusif, inklusif, dan bermakna bagi peserta didik serta dapat menanamkan nilai-nilai toleransi kepada mereka. Selain itu, hal ini juga membantu guru untuk dapat melihat gambaran utuh tentang tantangan dan masalah dalam pendidikan sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Elaborasi Pemahaman
Dalam elaborasi pemahaman, saya mendapatkan pemahaman yang holistik mengenai isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Pembahasan pada topik ini adalah sangat penting bagi saya. Hal ini dikarenakan pembahasan tersebut sangat dibutuhkan saya untuk merancang pembelajaran dengan baik nantinya. Dalam hal ini, perancangan pembelajaran harus relevan dengan realitas sosial dan budaya peserta didik. Guru juga dapat membantu peserta didik dalam mengatasi hambatan belajar yang berasal dari faktor-faktor tersebut. Selain itu, guru juga dapat berinovasi dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Hal baru yang saya pahami pada topik ini adalah mengenai tantangan yang akan saya hadapi nantinya dalam memahami isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik, yakni kompleksitas isu. Hal ini dikarenakan memerlukan analisis yang mendalam dan multidimensional untuk mengetahui akar permasalahannya. Selain itu, saya mungkin nanti tidak familiar dengan budaya dan tradisi peserta didik yang berbeda dengan saya dalam hal tersebut. Hal ini dapat membuat saya sulit untuk memahami kebutuhan dan pengalaman peserta didik dari berbagai latar belakang budaya. Cara saya menyikapi tantangan tersebut adalah dengan meluangkan waktu lebih untuk mempelajari isu-isu pendidikan dan pembelajaran dari berbagai perspektif dari berbagai sumber. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca artikel, mengikuti seminar, dan berdiskusi dengan rekan-rekan sesama guru atau orang lain yang memiliki pengetahuan dalam hal tersebut.
Yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah mengenai cara untuk memastikan bahwa semua peserta didik memiliki akses yang sama ke pendidikan berkualitas, terlepas dari latar belakang budaya mereka. Selain itu, saya juga ingin mengetahui peran teknologi dalam membantu meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia.
Koneksi Antarmateri
Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia memiliki keterkaitan dengan beberapa mata kuliah lainnya, seperti Filosofi Pendidikan Indonesia. Kaitannya adalah iPendidikan yang memerdekakan merupakan solusi untuk mengatasi berbagai isu dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Dengan menelaah praktik baik dan terus berinovasi akan dapat mewujudkan pendidikan yang lebih adil, berkualitas, dan memerdekakan bagi semua anak Indonesia. Selain itu, mata kuliah ini juga berkaitan dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah. Kaitannya adalah Berbagai pendekatan yang dilakukan guru dalam merancang pembelajaran dan melakukan asesmen, seperti Understanding by Design (UbD), Teaching at The Right Level (TaRL), dan Culturally Responsive Teaching (CRT) dapat menjadi alat yang efektif untuk mengatasi berbagai isu dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif serta dapat mengembangkan segala potensi peserta didik.
Mata kuliah ini juga memiliki keterkaitan dengan mata Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya. Ketika guru memahami isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, maka akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan demikian, lingkungan belajar menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik untuk belajar dan berkembang. Dalam mata kuliah Literasi Lintas Mata Pelajaran, terdapat kaitan juga, yakni Literasi menjadi alat untuk memerangi kesenjangan dan diskriminasi dalam pendidikan. Dengan meningkatkan akses ke bahan bacaan dan mengembangkan kemampuan literasi, peserta didik dari berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan mencapai potensi terbaik mereka. Mata kuliah ini juga berkaitan dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I. Kaitannya adalah dalam kegiatan PPL I, mahasiswa belajar mengenai isu-isu dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah melalui wawancara dengan Kepala Sekolah, guru pamong, dan guru-guru lain yang ada di sekolah mitra. Hal ini akan menjadi pengalaman dan bekal untuk mengajar nanti agar selalu dapat menciptakan pembelajaran yang selalu berpihak pada peserta didik
Aksi Nyata
Manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan saya sebagai guru adalah lebih semangat untuk menjadi guru profesional. Selain itu, saya dapat memiliki pandangan dan ilmu dalam menyiapkan diri untuk menghadapi isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dan segala tantangannya. Hal ini sangat penting untuk bekal saya. Saya menilai kesiapan diri saya saat ini 10/10. Hal ini dikarenakan saya sudah selesai melaksanakan praktik pengalaman lapangan I pada Pendidikan Profesi Guru semester 1 dan sudah berada di topik akhir, yakni 6. Saya juga sudah banyak berdiskusi dengan guru-guru lain yang sudah berpengalaman. Dengan demikian, saya mendapatkan banyak ilmu dan pandangan. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal adalah dengan menguasai materi yang akan diajarkan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Selain itu, saya juga akan selalu belajar menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa mengakomodasi segala perbedaan peserta didik. Hal ini sangat penting untuk dapat mengembangkan berbagai potensi mereka.