Selasa, 19 Maret 2024

TOPIK 6 : Isu-Isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik

  PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

AKSI NYATA TOPIK 6

 

Oleh:

Novira Eka Wulandari, S.Pd.

NIM. 250211105772

 

 

Mulai dari Diri

Pada alur pembelajaran mulai dari diri yang saya pikirkan adalah isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran adalah masalah yang sedang menjadi pembicaraan atau perdebatan hangat di masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Hal ini berdasarkan berbagai pandangan sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaannya. Salah satu isu tersebut adalah keterbatasan akses pendidikan berkualitas di daerah tertinggal dan masih banyak terjadinya diskriminasi sosial yang dialami oleh kelompok minoritas. Isu-isu ini dapat berdampak negatif terhadap proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, seperti terbentuknya karakter yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tingginya angka putus sekolah. Isu-isu ini membutuhkan penanganan serius sehingga pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih berkualitas dan berpihak pada peserta didik.


Eksplorasi Konsep

Dalam eksplorasi konsep, saya belajar mengenai relativisme budaya. Konsep ini menekankan pentingnya memahami budaya dari sudut pandang orang-orang yang hidup di dalamnya, dan menghindari penilaian berdasarkan standar budaya kita sendiri. Dalam hal ini menegaskan bahwa "semua budaya memiliki nilai yang sama dan nilai serta perilaku suatu budaya hanya dapat dinilai dengan menggunakan budaya itu sebagai kerangka acuan". Pernyataan ini mengandung arti bahwa setiap budaya memiliki nilai yang sama, tidak ada yang lebih superior atau inferior. Setiap budaya memiliki sistem nilai dan moralnya sendiri yang dibentuk oleh sejarah, tradisi, dan lingkungannya. Hal ini menekankan bahwa nilai dan perilaku suatu budaya harus diinterpretasikan dan dinilai dalam konteks budayanya sendiri. Kita tidak boleh menggunakan standar budaya kita untuk menilai budaya lain. Memahami pernyataan ini penting untuk membangun toleransi dan saling menghormati antarbudaya agar menghindari etnosentrisme dan misinterpretasi budaya lain. 

Budaya seringkali menjadi kekuatan penuntun dalam membuat keputusan. Budaya membentuk cara kita berpikir, berperilaku, dan melihat dunia. Kolektivisme dan individualisme adalah dua kerangka budaya yang berbeda dalam memandang hubungan individu dengan kelompoknya.  Sebuah masyarakat yang menghargai kolektivisme akan menempatkan nilai yang lebih tinggi pada keharmonian dan hubungan interpersonal yang baik, sedangkan masyarakat individualistik cenderung mendorong perilaku yang membawa manfaat bagi orang-orang tertentu saja. Dengan memahami pengaruh budaya dapat membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan toleransi dan saling menghormati, serta menghindari etnosentrisme.


Ruang Kolaborasi

Dalam ruang kolaborasi saya belajar mengenai pandangan masing-masing anggota kelompok mengenai isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran. Selain itu, kami juga berbagi pandangan mengenai kesiapan mengajar dengan memperhatikan memperhatikan isu-isu tersebut dalam berbagai perspektif. Dalam hal ini, kami juga mengetahui persamaan dan perbedaan dari pandangan-pandangan tersebut sehingga kami memiliki banyak ilmu dan wawasan mengenai hal tersebut.

 

Demonstrasi Kontekstual

Hal penting yang saya pelajari dari demonstrasi kontekstual adalah dengan memperhatikan isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik pada peserta didik akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, kondusif, inklusif, dan bermakna bagi peserta didik serta dapat menanamkan nilai-nilai toleransi kepada mereka. Selain itu, hal ini juga membantu guru untuk dapat melihat gambaran utuh tentang tantangan dan masalah dalam pendidikan sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

 

Elaborasi Pemahaman 

Dalam elaborasi pemahaman, saya mendapatkan pemahaman yang holistik mengenai isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Pembahasan pada topik ini adalah sangat penting bagi saya. Hal ini dikarenakan pembahasan tersebut sangat dibutuhkan saya untuk merancang pembelajaran dengan baik nantinya. Dalam hal ini, perancangan pembelajaran harus relevan dengan realitas sosial dan budaya peserta didik. Guru juga dapat membantu peserta didik dalam mengatasi hambatan belajar yang berasal dari faktor-faktor tersebut. Selain itu, guru juga dapat berinovasi dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Hal baru yang saya pahami pada topik  ini adalah  mengenai tantangan yang akan saya hadapi nantinya dalam memahami isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik, yakni kompleksitas isu. Hal ini dikarenakan  memerlukan analisis yang mendalam dan multidimensional untuk mengetahui akar permasalahannya. Selain itu, saya mungkin nanti tidak familiar dengan budaya dan tradisi peserta didik yang berbeda dengan saya dalam hal tersebut. Hal ini dapat membuat saya sulit untuk memahami kebutuhan dan pengalaman peserta didik dari berbagai latar belakang budaya. Cara saya menyikapi tantangan tersebut adalah dengan meluangkan waktu lebih untuk mempelajari isu-isu pendidikan dan pembelajaran dari berbagai perspektif dari berbagai sumber. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca artikel, mengikuti seminar, dan berdiskusi dengan rekan-rekan sesama guru atau orang lain yang memiliki pengetahuan dalam hal tersebut.

Yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah mengenai cara untuk memastikan bahwa semua peserta didik memiliki akses yang sama ke pendidikan berkualitas, terlepas dari latar belakang budaya mereka. Selain itu, saya juga ingin mengetahui peran teknologi dalam membantu meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia.

 

Koneksi Antarmateri

Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia memiliki keterkaitan dengan beberapa mata kuliah lainnya, seperti Filosofi Pendidikan Indonesia. Kaitannya adalah iPendidikan yang memerdekakan merupakan solusi untuk mengatasi berbagai isu dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Dengan menelaah praktik baik dan terus berinovasi akan dapat mewujudkan pendidikan yang lebih adil, berkualitas, dan memerdekakan bagi semua anak Indonesia. Selain itu, mata kuliah ini juga berkaitan dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah. Kaitannya adalah Berbagai pendekatan yang dilakukan guru dalam merancang pembelajaran dan melakukan asesmen, seperti Understanding by Design (UbD), Teaching at The Right Level (TaRL), dan Culturally Responsive Teaching (CRT) dapat menjadi alat yang efektif untuk mengatasi berbagai isu dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif serta dapat mengembangkan segala potensi peserta didik.

Mata kuliah ini juga memiliki keterkaitan dengan mata Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya. Ketika guru memahami isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, maka akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan demikian, lingkungan belajar menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik untuk belajar dan berkembang. Dalam mata kuliah Literasi Lintas Mata Pelajaran, terdapat kaitan juga, yakni Literasi menjadi alat untuk memerangi kesenjangan dan diskriminasi dalam pendidikan. Dengan meningkatkan akses ke bahan bacaan dan mengembangkan kemampuan literasi, peserta didik dari berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan mencapai potensi terbaik mereka. Mata kuliah ini juga berkaitan dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I. Kaitannya adalah dalam kegiatan PPL I, mahasiswa belajar mengenai isu-isu dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah melalui wawancara dengan Kepala Sekolah, guru pamong, dan guru-guru lain yang ada di sekolah mitra. Hal ini akan menjadi pengalaman dan bekal untuk mengajar nanti agar selalu dapat menciptakan pembelajaran yang selalu berpihak pada peserta didik


Aksi Nyata

Manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan saya sebagai guru adalah lebih semangat untuk menjadi guru profesional. Selain itu, saya dapat memiliki pandangan dan ilmu dalam menyiapkan diri untuk menghadapi isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dan segala tantangannya. Hal ini sangat penting untuk bekal saya. Saya menilai kesiapan diri saya saat ini 10/10. Hal ini dikarenakan saya sudah selesai melaksanakan praktik pengalaman lapangan I pada Pendidikan Profesi Guru semester 1 dan sudah berada di topik akhir, yakni 6. Saya juga sudah banyak berdiskusi dengan guru-guru lain yang sudah berpengalaman. Dengan demikian, saya mendapatkan banyak ilmu dan pandangan. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal adalah dengan menguasai materi yang akan diajarkan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Selain itu, saya juga akan selalu belajar menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa mengakomodasi segala perbedaan peserta didik. Hal ini sangat penting untuk dapat mengembangkan berbagai potensi mereka.

 

Jumat, 01 Maret 2024

Topik 5: Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD

 PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

AKSI NYATA TOPIK 5

 

Oleh:

Novira Eka Wulandari, S.Pd.

NIM. 250211105772

 

 

Mulai dari Diri

Pada alur pembelajaran mulai dari diri yang saya pikirkan adalah pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD merupakan cara guru dalam menciptakan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik sehingga dapat bermakna bagi mereka. Dalam hal ini, guru harus bisa mengidentifikasi dan memahami perbedaan ZPD setiap peserta didik. Dengah demikian, guru dapat memberikan bantuan atau bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini akan meningkatkan potensi belajar mereka menjadi lebih baik.


Eksplorasi Konsep

Dalam eksplorasi konsep, saya belajar mengenai pengertian kegiatan belajar yang bermakna bahwa peserta didik merupakan agen tindakan kognitif yang didistribusikan. Apapun yang dilakukan seseorang pasti dia akan memperoleh kesan, sikap, maksud, makna, informasi, keterampilan, dan kemampuan yang baru. Pada setiap perkembangan, anak memiliki potensi yang belum teraktualisasikan untuk pencapaian lebih lanjut karena beberapa diantaranya perlu adanya dukungan untuk menjadi nyata. Seorang pembelajar otentik merupakan seseorang yang memiliki kemampuan untuk mencari dan menemukan pengetahuan secara mandiri. Dalam hal ini, menjadi agen interaksi mengandung arti bahwa dia sudah mampu melampaui batas tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas yang telah dicapai untuk menemukan cara bertindak dalam situasi baru atas inisiatif sendiri.


Ruang Kolaborasi

Dalam ruang kolaborasi saya belajar mengenai pandangan masing-masing anggota kelompok mengenai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaranSelain itu, kami juga berbagi pandangan mengenai kesiapan mengajar dengan memperhatikan aspek-aspek hal tersebut. Dalam hal ini, kami juga mengetahui persamaan dan perbedaan dari pandangan-pandangan tersebut sehingga kami memiliki banyak ilmu dan wawasan mengenai hal tersebut.

 

Demonstrasi Kontekstual

Hal penting yang saya pelajari dari demonstrasi kontekstual adalah Zone of Proximal Development (ZPD) memiliki pengaruh pada proses pendidikan dan pembelajaran. Hal ini dikarenakan konsep tersebut menekankan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik. Dengan memahami ZPD, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih memberdayakan peserta didik. Selain itu, guru dapat memberikan bimbingan yang membantu mereka untuk mencapai potensi belajarnya. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

 

Elaborasi Pemahaman 

Dalam elaborasi pemahaman, saya mendapatkan pemahaman mengenai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD. Menurut pandangan saya, pembahasan pada topik tersebut adalah sangat penting bagi saya. Hal ini dikarenakan pembahasan tersebut sangat dibutuhkan saya untuk merancang pembelajaran dengan baik nantinya. Dalam hal ini, perancangan pembelajaran harus melihat ZPD setiap peserta didik agar pembelajaran lebih relevan dan memberdayakan peserta didik untuk mencapai potensi belajarnya. Dengan demikian, guru dapat memberikan scaffolding yang sesuai hingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Hal baru yang saya pahami pada topik  ini adalah  mengenai tantangan yang akan saya hadapi nantinya dalam memahami ZPD peserta didik dengan tepat. Dalam hal ini, ZPD setiap peserta didik dapat berbeda-beda tergantung pada subjek, keterampilan, atau topik pembelajaran tertentu. Selain itu, setiap peserta didik juga memiliki kebutuhan belajar yang bermacam-macam. Dengan demikian, saya harus dapat menentukan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat dan mengakomodasi segala macam keberagaman tersebut sebagai scaffolding pada ZPD. Ini juga merupakan tantangan yang harus saya hadapi nantinya.

Yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah mengenai indikator yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran untuk scaffolding pada ZPD. Selain itu, saya juga ingin mengetahui cara guru untuk memastikan bahwa pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik

 

Koneksi Antarmateri

Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia memiliki keterkaitan dengan beberapa mata kuliah lainnya, seperti Filosofi Pendidikan Indonesia. Kaitannya adalah identitas manusia Indonesia dikenal dengan keberagamannya, baik dari suku, agama, ras, dan budaya. Dengan demikian, karakter peserta didik juga beragam. Oleh karena itu, guru harus dapat mengenali karakteristik mereka agar dapat membantu mengembangkan kemampuannya dengan pemberian scaffolding. Selain itu, mata kuliah ini juga berkaitan dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah. Kaitannya adalah guru harus melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kemampuan peserta didik. Dengan demikian, guru akan mengetahui ZPD dan dapat memberikan scaffolding yang tepat untuk mereka.

Mata kuliah ini juga memiliki keterkaitan dengan mata Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya. Ketika guru menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran untuk scaffolding pada ZPD peserta didik, maka peserta didik akan merasa diperhatikan dan dibimbing menjadi lebih baik. Dengan demikian, ini akan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi mereka. Dalam mata kuliah Literasi Lintas Mata Pelajaran, terdapat kaitan juga, yakni dengan melakukan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), guru akan mengetahui kelemahan dan kekuatan peserta didik. Dengan demikian, guru akan dapat memberikan scaffolding untuk meningkatkan kemampuan tersebut, khususnya dalam hal literasi. Mata kuliah ini juga berkaitan dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I. Kaitannya adalah dalam praktik pembelajaran terbimbing, guru belajar memhami ZPD peserta didik. Dengan demikian, guru akan dapat menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran untuk scaffolding yang tepat.


Aksi Nyata

Manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan saya sebagai guru adalah lebih semangat untuk menjadi guru profesional. Selain itu, saya dapat memiliki pandangan dan ilmu dalam menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai karakteristik dan latar belakang peserta didik. Hal ini sangat penting untuk bekal saya dalam menciptakan pembelajaran yang selalu bermakna, berpihak, dan memerdekakan peserta didik. Saya menilai kesiapan diri saya saat ini 10/10. Hal ini dikarenakan saya sudah selesai melaksanakan praktik pengalaman lapangan I pada Pendidikan Profesi Guru semester 1 dan sudah berada di topik 5. Saya juga sudah banyak berdiskusi dengan guru-guru lain yang sudah berpengalaman. Dengan demikian, saya mendapatkan banyak ilmu dan pandangan. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal adalah dengan menguasai materi yang akan diajarkan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Selain itu, saya juga akan selalu belajar menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa mengakomodasi segala perbedaan peserta didik. Hal ini sangat penting untuk dapat mengembangkan berbagai potensi mereka.

 


Selasa, 30 Januari 2024

 

PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

AKSI NYATA TOPIK 4

 

Oleh:

Novira Eka Wulandari, S.Pd.

NIM: 250211105772

 

 

Mulai dari Diri

Pada alur pembelajaran mulai dari diri yang saya pikirkan adalah ZPD (Zone of Proximal Development) adalah jarak antara kemampuan aktual dengan kemampuan potensi peserta didik. Dalam hal ini, guru harus bisa mengidentifikasi dan memahami perbedaan ZPD setiap peserta didik. Dengah demikian, guru dapat memberikan bantuan atau bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini akan meningkatkan potensi belajar mereka menjadi lebih baik.


Eksplorasi Konsep

Dalam eksplorasi konsep, saya belajar mengenai konsepsi umum tentang zona perkembangan proksimal. Hal ini menekankan adanya interaksi pada seseorang antara orang yang lebih kompeten dengan orang yang kurang kompeten, sehingga orang yang kurang kompeten menjadi mahir secara mandiri. Dalam hal ini, terdapat 3 asumsi penting, yakni asumsi umum, bantuan, dan potensi. Pada asumsi umum, zona perkembangan proksimal tidak berkaitan dengan pengembangan keterampilan tugas tertentu, tetapi harus terkait dengan perkembangan. Pada asumsi bantuan, bukan kompetensi orang yang lebih berpengetahuan itu yang penting, melainkan memahami arti dari bantuan tersebut dalam kaitannya dengan pembelajaran dan perkembangan anak. Pada asumsi potensial, potensi bukanlah milik anak, tetapi hanya indikasi adanya fungsi pendewasaan tertentu, yang dapat menjadi target tindakan intervensi yang bermakna.


Ruang Kolaborasi

Dalam ruang kolaborasi saya belajar mengenai pandangan masing-masing anggota kelompok mengenai pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’ yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran. Selain itu, kami juga berbagi pandangan mengenai kesiapan mengajar dengan memperhatikan pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’ pada peserta didik. Dalam hal ini, kami juga mengetahui persamaan dan perbedaan dari pandangan-pandangan tersebut.

 

Demonstrasi Kontekstual

Hal penting yang saya pelajari dari demonstrasi kontekstual adalah Zone of Proximal Development (ZPD) memiliki pengaruh pada proses pendidikan dan pembelajaran. Hal ini dikarenakan konsep tersebut menekankan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik. Dengan memahami ZPD, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih memberdayakan peserta didik. Selain itu, guru dapat memberikan bimbingan yang membantu mereka untuk mencapai potensi belajarnya. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

 

Elaborasi Pemahaman 

Dalam elaborasi pemahaman, saya mendapatkan pemahaman mengenai pembelajaran yang memperhatikan ZPD peserta didik. Hal ini sangat penting bagi saya dalam merancang pembelajaran nantinya. Dengan demikian, pembelajaran lebih relevan dan memberdayakan peserta didik untuk mencapai potensi belajarnya. Guru dapat memberikan bantuan atau bimbingan yang sesuai hingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Hal baru yang saya pahami pada topik  ini adalah  mengenai salah satu strategi guru dalam meningkatkan potensi belajar peserta didik yakni dengan memberikan teknik scaffolding dan memfasilitasi peserta didik untuk berkolaborasi sehingga terjadinya kerja sama dan diskusi untuk memecahkan masalah. Dalam hal ini, akan juga muncul rasa saling membantu antarpeserta didik sehingga dapat meningkatkan kompetensi mereka.

Yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah mengenai macam-macam strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendorong peserta didik dalam mengambil resiko yang tepat dalam belajar sehingga dapat mencapai potensi maksimal mereka sesuai dengan ZPD masing-masing. Selain itu, saya juga ingin mengetahui cara guru agar dapat mengelola perbedaan ZPD masing-masing peserta didik dalam proses pengajaran.

 

Koneksi Antar Materi

Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia memiliki keterkaitan dengan beberapa mata kuliah lainnya, seperti Filosofi Pendidikan Indoenesia. Kaitannya adalah Filosofi pendidikan yang digagas Ki Hadjar Dewantara memberikan hak penuh kepada peserta didik dalam belajar secara merdeka. Dengan memperhatikan ZPD, mereka dapat terfasilitasi dalam kebutuhan bimbingan belajarnya sehingga dapat mengembangkan potensi belajar mereka. Selain itu, mata kuliah ini juga berkaitan dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah.  Kaitannya adalah guru dapat melaksanakan asesmen diagnostik untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal peserta didik serta melaksanakan asesmen formatif dan sumatif untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik sehingga dapat memperoleh informasi terkait ZPD mereka. Dengan demikian, guru dapat menentukan scaffolding yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. 

Mata kuliah ini juga memiliki keterkaitan dengan mata Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya. Keragaman karakteristik peserta didik dan teori-teori belajar perlu dipahami oleh guru untuk menentukan strategi pembelajaran yangs sesuai dengan kemampuan awal maupun ZPD peserta didik. Dalam mata kuliah Literasi Lintas Mata Pelajaran, terdapat kaitan juga, yakni dalam menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran, guru harus selalu memperhatikan ZPD peserta didik. Hal ini bertujuan untuk melihat keberhasilan penerapan strategi tersebut sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik, khususnya dalam keterampilan berbahasa. Mata kuliah ini juga berkaitan dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I. Kaitannya adalah dengan melakukan asistensi mengajar dapat mengetahui karakteristik peserta didik dan memperoleh informasi mengenai ZPD mereka. Hal ini sangat penting dalam merancang pembelajaran untuk praktik mengajar nantinya.

 

Aksi Nyata

Manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan saya sebagai guru adalah lebih semangat untuk menjadi guru profesional. Selain itu, saya dapat memiliki pandangan dan ilmu dalam menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai karakteristik. Hal ini sangat penting untuk bekal saya. Saya menilai kesiapan diri saya saat ini 9/10. Hal ini dikarenakan saya masih harus belajar, khususnya di bangku perkuliahan Pendidikan Profesi Guru semester 1 dan masih berada di topik 4. Oleh karena itu, saya masih kurang ilmu dalam hal tersebut. Saya juga harus banyak diskusi dengan guru-guru lain yang sudah berpengalaman agar saya bisa mendapatkan banyak ilmu dan pandangan nantinya. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal adalah dengan menguasai materi yang akan diajarkan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Selain itu, saya juga akan selalu belajar menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa mengakomodasi segala perbedaan peserta didik. Hal ini sangat penting untuk dapat mengembangkan berbagai potensi mereka.

 


Selasa, 16 Januari 2024

 

PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

AKSI NYATA

REFLEKSI TOPIK 3

 

Oleh:

NOVIRA EKA WULANDARI

NIM. 250211105772


 

Mulai dari Diri

Pada alur pembelajaran mulai dari diri, yang saya pikirkan adalah perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran merupakan suatu pandangan tentang pentingnya memahami dan mempertimbangkan aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam merancang pembelajaran. Hal ini dapat meliputi penentuan strategi, pendekatan, model, metode, dan teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian, saya dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan bermakna bagi peserta didik.

 

Eksplorasi Konsep

Dalam eksplorasi konsep, saya belajar mengenai aktivitas sosial dan interaksi orang dewasa-anak. Dalam hal ini, aktivitas tersebut membentuk dasar sosialisasi kognitif. Hukum dasar sejarah perkembangan manusia mengatakan bahwa manusia diciptakan oleh masyarakat tempat mereka tinggal dan menjadi faktor penentu dalam pembentukan kepribadian mereka. Setiap fungsi dalam perkembangan budaya anak terjadi pada dua bidang, yakni sosial dan psikologisnya. Dalam hal ini, pengalaman peserta didik dapat membangun kebiasaan dan identitas mereka.

 

Ruang Kolaborasi

Dalam ruang kolaborasi, saya belajar mengenai pandangan teman-teman tentang perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Dalam hal ini, saya dapat mengetahui persamaan dan perbedaan mengenai pandangan-pandangan mereka. Persamaannya adalah guru menyadari bahwa setiap peseta didik itu memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berpengaruh dalam proses pendidikan mereka. Dengan demikian, guru perlu mengenali dan memahami hal tersebut dengan baik agar dapat merancang pembelajaran dan asesmen yang efektif. Hal ini sangat penting agar segala potensi dalam diri mereka dapat berkembang. Selain itu, pemahaman terhadap aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan merupakan kunci dalam mengembangkan program pendidikan yang lebih inklusif, bertanggung jawab, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat terutama bagi peserta didik. Sementara itu, tidak ada perbedaan yang mencolok dari berbagai pandangan masing-masing anggota kelompok mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Akan tetapi, terdapat pandangan anggota kelompok mengenai kebudayaan. Beberapa pendapat lebih menyoroti kebudayaan sebagai cara melihat kebudayaan sekitar untuk dijadikan sumber belajar sehingga pembelajaran menjadi relevan dan tercipta lingkungan belajar yang inklusif bagi peserta didik. Sementara itu, terdapat pendapat yang lebih menyoroti mengenai nilai-nilai luhur, norma, kepercayaan yang terdapat di daerah tertentu sebagai ciri khas daerah tersebut sehingga membentuk tingkah laku yang dinamakan kebudayaan.

Dalam alur pembelajaran ini, saya juga mengetahui pandangan teman-teman mengenai kesiapan mengajar dengan memperhatikan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran pada peserta didik. Persamaannya adalah pentingnya memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Perspektif ini dianggap krusial untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif. Pandangan di setiap poin menyadari bahwa setiap peserta didik adalah individu yang unik dengan latar belakang yang beragam. Hal ini menjadi dasar untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing peserta didik. Dalam hal ini, guru perlu menguasai kompetensi sosial agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat. Kompetensi sosial dianggap sebagai bekal untuk mengajar dengan memperhatikan konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik. Sementara itu, perbedaanya adalah beberapa poin lebih menyoroti pentingnya penguasaan kompetensi sosial oleh guru sebagai landasan untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif, sementara yang lain mungkin memberikan penekanan pada respons terhadap keberagaman peserta didik.

 

Demonstrasi Kontekstual

Dalam demonstrasi kontekstual, hal penting yang saya pelajari yakni mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk merancang pembelajaran dengan baik nantinya bagi saya. Dalam hal ini, perancangan pembelajaran harus melihat keberagaman latar belakang peserta didik dari berbagai perspektif tersebut. Dengan demikian, pembelajaran akan berpihak pada peserta didik sehingga menjadi bermakna bagi mereka. Cara saya menyikapi tantangan yang ada terkait topik bahasan tersebut adalah dengan memahami segala keberagaman latar belakang peserta didik. Dengan demikian, akan tercipta lingkungan belajar yang inklusif sehingga adanya sikap saling menghargai dan menghormati terhadap perbedaan tersebut. Selain itu, pembelajaran akan selalu berpusat pada peserta didik agar selalu dapat mendorong keaktivan mereka. Tidak hanya itu, pembelajaran juga harus selalu melihat kebutuhan, kesiapan, dan perkembangan peserta didik.

Hal baik yang saya dapatkan mengenai topik bahasan tersebut adalah mengenai tanggung jawab guru yang begitu besar dalam pendidikan anak serta kemajuan pendidikan Indonesia. Dalam hal ini, guru harus selalu bisa mengenali dan memahami keberagaman latar belakang peserta didik dengan baik. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik memiliki keunikan masing-masing yang tercermin dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik mereka. Dengan demikian, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang dapat mengakomodasi segala keunikan tersebut sehingga dapat mengembangkan segala potensi peserta didik. Sementara itu, cara saya menerapkan ilmu yang saya dapatkan terkait topik bahasan dalam profesi saya sebagai guru, antara lain sebagai berikut.

1) Melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui keberagaman latar belakang peserta didik, baik dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik di tempat saya mengajar nantinya.

2) Merancang strategi pembelajaran disesuaikan dengan kesiapan dan kebutuhan peserta didik.

3) Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan mereka, baik dari kognitif, afektif, dan psikomotorik.

4) Bersikap terbuka terhadap perubahan rancangan pembelajaran untuk pengembangan kemampuan peserta didik.

 

 Elaborasi Pemahaman

Dalam elaborasi pemahaman, saya sudah memahami mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting bagi guru untuk merancang pembelajaran agar berorientasi pada peserta didik sehingga bisa memerdekakan mereka dalam proses pendidikan. Hal baru yang saya pahami tentang topik ini adalah pengklasifikasian fenomena budaya menjadi lima jenis oleh Ratner (2000). Pertama adalah kegiatan budaya seperti membesarkan dan mendidik anak, membuat dan menegakkan kebijakan dan hukum, memberikan perawatan medis. Melalui aktivitas inilah manusia bertahan dan mengembangkan dirinya. Kedua adalah nilai budaya, skema, makna, dan konsep. Hal ini meliputi pemaknaan hal-hal yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda. Ketiga adalah artefak fisik seperti perkakas, buku, kertas, gerabah, peralatan makan, jam, pakaian, gedung, perabotan, mainan, permainan, senjata dan teknologi yang dibangun secara kolektif. Keempat adalah fenomena psikologis seperti emosi, persepsi, motivasi, penalaran logis, kecerdasan, memori, penyakit mental, imajinasi, bahasa, dan kepribadian secara kolektif dibangun dan didistribusikan. Kelima adalah agensi yang aktif membangun dan merekonstruksi fenomena budaya. Lima jenis fenomena ini saling berkaitan untuk mewujudkan karakter khas dari yang lain di dalam dirinya sendiri. Sementara itu, dalam topik ini, saya ingin mempelajari lebih lanjut terkait perancangan strategi yang dapat dilakukan guru agar perancangan pembelajaran selalu sesuai dengan latar belakang peserta didik. 

 

Koneksi Antarmateri

Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia memiliki keterkaitan dengan beberapa mata kuliah lainnya, seperti Filosofi Pendidikan Indonesia yaitu perjalanan pendidikan Indonesia banyak mengalami transformasi sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Hal ini bertujuan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus memperhatikan konteks sosial dan budaya masyarakat tempat pendidikan dilaksanakan yang berpedoman pada kodrat alam dan kodrat zaman. Hal ini akan mempersiapkan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat multikultural dan diharapkan dapat menghadapi segala tantangan yang ada. Selain itu, mata kuliah ini juga berkaitan dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di SD dan Menengah. Kaitannya adalah perencanaan pembelajaran hingga pembuatan asesmen harus disesuaikan dengan keberagaman latar belakang peserta didik. Keberagaman ini mulai dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung akan bermakna bagi peserta didik. Tidak hanya itu, kaitannya dengan Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran adalah peserta didik memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda-beda. Dengan demikian, guru harus bisa mengenali dan memahami keberagaman hal tersebut untuk perancangan pembelajaran sehingga selalu berorientasi pada peserta didik. Pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) juga berkaitan. Dalam kegiatan orientasi dan observasi lingkungan sekolah, guru dapat memahami aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik di lingkungan tempat mengajar. Dengan demikian, pembelajaran harus memperhatikan hal-hal tersebut agar kontekstual, berkontribusi pada pembentukan identitas sosial peserta didik.

 

Aksi Nyata

Manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan saya sebagai guru adalah lebih semangat untuk menjadi guru profesional. Selain itu, saya dapat memiliki pandangan dan ilmu dalam menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai perbedaan sosial, budaya,ekonomi dan politik di dalam kelas nantinya. Hal ini sangat penting untuk bekal saya. Saya menilai kesiapan diri saya saat ini 8/10. Hal ini dikarenakan saya masih harus belajar, khususnya di bangku perkuliahan Pendidikan Profesi Guru semester 1 dan masih berada di topik 3. Oleh karena itu, saya masih kurang ilmu dalam hal tersebut. Saya juga harus banyak diskusi dengan guru-guru lain yang sudah berpengalaman agar saya bisa mendapatkan banyak ilmu dan pandangan nantinya. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal adalah dengan menguasai materi yang akan diajarkan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Selain itu, saya juga akan selalu belajar menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa mengakomodasi segala perbedaan peserta didik. Hal ini sangat penting untuk dapat mengembangkan berbagai potensi mereka.

Kamis, 04 Januari 2024

 PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA 

REFLEKSI AKSI NYATA TOPIK 2


Oleh:

NOVIRA EKA WULANDARI

NIM. 250211105772


Mulai dari Diri

Pada alur pembelajaran mulai dari diri yang saya pikirkan adalah konsep dasar perspektif sosiokultural  merupakan konsep-konsep dasar yang akan mengajarkan saya tentang cara melihat berbagai macam latar belakang peserta didik, baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik serta masalah yang akan dihadapi nantinya ketika sudah menjadi guru sesungguhnya. Dengan demikian, saya dapat mencari solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Eksplorasi Konsep

Dalam eksplorasi konsep, saya belajar mengenai SES (Sosio Economic Status) yang merupakan salah satu faktor penentu hasil belajar peserta didik. Selain itu, saya juga belajar bahwa SES akan berpengaruh juga pada interaksi sosial, akses, dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Ruang Kolaborasi

Dalam ruang kolaborasi saya belajar mengenai pentingnya pengaruh faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik terhadap pendidikan dan pembelajaran berdasarkan 3 cerita dari 2 buku yang telah ditugaskan. Dari cerita-cerita tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan terdapat cara guru pada masing-masing cerita dalam mempertimbangkan perspektif sosiokultural dalam caranya mengajar. Selain itu, saya juga bisa mengetahui cara lain yang dapat saya lakukan selain yang telah dilakukan guru dalam cerita. Hal ini juga dapat melatih saya menjadi guru yang bisa mengatasi masalah serupa.

Demonstrasi Kontekstual

Dalam demonstrasi kontekstual, saya mengetahui berbagai pendapat teman-teman mengenai buku-buku yang telah dibaca atau permasalahan yang sedang didiskusikan. Dengan demikian, saya  bisa mendapatkan banyak pandangan dan ilmu untuk bekal saya nantinya.

Elaborasi Pemahaman

Dalam elaborasi pemahaman, saya belajar mengenai pentingnya faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut sangat berkaitan dan sistem pendidikan nasional harus dilandasi dengan adanya pemahaman mengenai keragaman sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang kaya dengan keanekaragaman tersebut. Dengan adanya dukungan yang baik dari faktor-faktor tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran juga akan baik. Hal ini juga akan berdampak pada perkembangan mutu pendidikan di Indonesia. Perspektif sosiokultural membantu menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik untuk mencapai potensi terbaik mereka. 

 

Koneksi Antar Materi

Mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia ini memiliki keterkaitan dengan beberapa mata kuliah lainnya seperti mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia yaitu Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dari dahulu hingga sekarang yang dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik sehingga guru harus menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan latar belakang yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu, mata kuliah ini juga berkaitan dengan mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di SD dan Menengah. Kaitannya adalah guru dapat merancang pembelajaran dengan berpedoman pada perbedaan latar belakang peserta didik. Hal ini sangat penting agar tercipta pembelajaran yang efektif. Tidak hanya itu, kaitannya dengan Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran adalah peserta didik memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi dan politik yang berbeda-beda sehingga guru harus memahami karakter peserta didik dengan baik supaya dapat mengembangkan potensi peserta didik.

Selain itu, koneksi antarmateri dalam mata kuliah ini adalah adanya paham multikulturalisme dalam pendidikan sehingga tercipta lingkungan yang inklusif. Tujuan dari pendekatan perspektif sosiokultural adalah sebagai alat psikologis dan mediasi, menciptakan pembelajaran yang bermakana, dan adanya sikap saling menghargai terhadap segala perbedaan.

 Aksi Nyata

Manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan saya sebagai guru adalah lebih semangat untuk menjadi guru profesional. Selain itu, saya dapat memiliki pandangan dan ilmu dalam menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai perbedaan sosial, budaya,ekonomi dan politik di dalam kelas nantinya. Hal ini sangat penting untuk bekal saya. Saya menilai kesiapan diri saya saat ini 8/10. Hal ini dikarenakan saya masih harus belajar, khususnya di bangku perkuliahan Pendidikan Profesi Guru semester 1 dan masih berada di topik 2. Oleh karena itu, saya masih kurang ilmu dalam hal tersebut. Saya juga harus banyak diskusi dengan guru-guru lain yang sudah berpengalaman agar saya bisa mendapatkan banyak ilmu dan pandangan nantinya. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal adalah dengan menguasai materi yang akan diajarkan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Selain itu, saya juga akan selalu belajar menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa mengakomodasi segala perbedaan peserta didik. Hal ini sangat penting untuk dapat mengembangkan berbagai potensi mereka.

TOPIK 6 : Isu-Isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik

    PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA AKSI NYATA TOPIK 6   Oleh: Novira Eka Wulandari, S.Pd. NIM. 250211105772     Mulai d...